Apakah kemampuan seni itu bersifat bawaan (bakat), diturunkan, atau dapat dipelajari?





Ketiga elemen dalam pertanyaan diatas adalah BENAR dan PENTING.

Sebenarnya, saya sendiri cukup sering mempertanyakan hal-hal tersebut:

  • Kalau sedang frustrasi, dan gambar/ karya saya tidak sesuai kemauan, alibi murahan saya biasanya: "Hadeeeeh… Kayaknya seni memang membutuhkan BAKAT, deh. Sayangnya, aku tidak punya…"
  • Ketika sedang mengalami kemajuan yang sangat besar tanpa perlu melakukan perjuangan berat: "N-nani-ninang-gung…!?! Apakah mungkin ini KETURUNAN…!? Mungkin pakdhenya buyut saya punya adik sepupu, dan keponakannya adalah pelukis besar di eranya? Kyaaaa…" (langsung cengar-cengir bahagia).
  • Kemarin itu, ketika sedang membuat Poster/flyer motivasi terbaru, saya berpikir, "ternyata, kemajuan saya di fotografi, menggambar, dan melukis dari waktu ke waktu cukup signifikan! Ini jelas-jelas adalah sebuah skill yang bisa DIPELAJARI!" –ya jelas juga sih. Memangnya arwah simbah saya bakal megangin tangan ini supaya saya bisa gambar, gitu? Ya embuhlah.)

Kembali ke pertanyaan: Bakat? Keturunan? Atau dipelajari?

Segalanya dapat dipelajari TENTU SAJA. Saya yang sangat lemot matematika akan pasti bisa memecahkan persoalan matematika kalau diterangkan secara baik dan benar (asal jangan yang terlalu sulit, kasihan otak saya). Tapi untuk meramukan sebuah rumus baru seperti Pythagoras dan Newton, atau menemukan bohlam seperti Edison, seseorang butuh BAKAT, MINAT, dan KOMITMEN yang luar biasa.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasihat Hari Guru Nasional 2024

KISAH NURI & TUWUH

"Dua dalam Satu: Kisah Isnaina dan Isnaini, Kembar Tak Serupa"