Nasihat Hari Guru Nasional 2024 Selamat Hari Guru kepada semua pendidik yang telah mengabdikan diri untuk mencerdaskan bangsa. Hari ini, kita merayakan bukan hanya dedikasi kita dalam mengajar, tetapi juga peran kita sebagai profesional yang tak tampak dalam kehidupan sehari-hari. Guru bukan hanya sekadar pengajar, tetapi juga pembimbing, motivator, dan penginspirasi. Kita menanamkan nilai, membentuk karakter, dan memberikan harapan bagi generasi penerus bangsa. Setiap langkah kecil yang kita ambil di dalam kelas, setiap kata yang kita ucapkan, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam kehidupan siswa-siswa kita. Di balik kesulitan, tantangan, dan banyaknya pengorbanan, kita tetap berdiri teguh untuk memberikan yang terbaik. Jangan pernah meremehkan dampak dari setiap usaha kita, karena meskipun tidak selalu terlihat, hasil dari pendidikan yang kita berikan akan terasa jauh di masa depan. Teruslah menginspirasi, berbagi ilmu, dan memberi cahaya bagi mereka yang membutuhkan. K
Postingan
Papan Pengumuman
"Sepasang Gadis Kembar Artanti Salma Nabila dan Artanti Salwa Nabila: Kisah Kemandirian dan Semangat Meraih Cita-cita
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ngrampal, 23 November 2024 – Dari sebuah dusun yang tenang, tepatnya di Dusun Wotan RT 02/01, Bener, Ngrampal, Sragen, tinggal sepasang gadis kembar yang penuh semangat dan kemandirian. Mereka adalah Artanti Salma Nabila dan Artanti Salwa Nabila, alumni SDN Kebonromo 5 Ngrampal, yang telah menjadi contoh nyata tentang kerja keras dan kemandirian, meskipun mereka masih remaja. Salwa dan Salma, yang lahir pada 17 Mei 2012 di Sragen, memiliki kisah perjalanan yang menarik. Keduanya adalah anak dari pasangan Sigit dan Wartani. Pak Sigit bekerja sebagai satpam di Bank Jateng Cabang Sragen, sementara ibu Wartani bekerja di PT Glory yang berlokasi di Ngrampal. Tak hanya sebagai satpam, Pak Sigit juga memiliki pekerjaan sampingan di rumah, yakni menggarap sawah yang menjadi mata pencaharian tambahan bagi keluarga. Kisah Kehidupan di Ngrampal Keluarga Artanti ini tidak lahir dan besar di Ngrampal. Awalnya, Pak Sigit dan ibu Wartani merantau ke Jakarta. Namun, setelah mereka memutuskan un
Dana dan Dani: Si Kembar Cabe Rawit
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di sebuah dusun Wates, Ngarum, Ngrampal, Sragen, hiduplah pasangan Sukirdi dan Ekawati bersama anak kembar mereka, Ivka Reza Ramadana dan Ivki Dwi Ramadani . Si kembar yang akrab disapa Dana dan Dani ini lahir pada 15 Juli 2011 di Grobogan, tempat asal kedua orang tuanya. Kehadiran mereka membawa kebahagiaan besar dalam keluarga sederhana ini. Pak Sukirdi dan keluarga adalah pribadi yang masih memegang teguh nilai-nilai kejawen, percaya bahwa Dana adalah "kakak" meski Dani lahir lebih dulu, Katanya!. Hal ini sering menjadi cerita lucu yang diceritakan di keluarga mereka, namun keyakinan itu mencerminkan harapan agar keduanya saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Ketika Dana dan Dani memasuki usia sekolah dasar, Pak Sukirdi memutuskan membawa keluarganya pindah ke Sragen. Di sana, mereka bersekolah di SD Ngarum 2, sebuah sekolah yang sederhana namun penuh semangat belajar. Keduanya tumbuh dengan kepribadian yang unik. Dana dikenal lebih percaya diri dan tegas, se
"Hanafi & Al Gozalli: Kembar dalam Perbedaan, Bersatu dalam Kasih"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
*Foto keduanya diambil setelah menunggu hampir 5 hari, karena Al Gosalli sedang panas tinggi. Pada 14 Juli 2011, pasangan suami-istri Bapak Basuki Yusnanto dan Ibu Wiwik Wijayanti menyambut kehadiran anak kembar mereka, Hanafi Bima Basuki dan Al Gozali Bima Basuki. Kelahiran ini begitu spesial karena keduanya dilahirkan sebagai kembar dikeluarga mereka. Meski lahir kembar, saat mereka tumbuh besar Hanafi, sang kakak, memiliki berat badan yang lebih besar dibandingkan adiknya, Al Gozali, dengan selisih 20 kilogram. Keluarga bapak Basuki tinggal di Desa Ngarum, kec. Ngrampal, Kab. Sragen. Hanafi adalah sosok yang tenang, dewasa, dan cenderung protektif terhadap adiknya. Sementara itu, Al Gozali, yang akrab dipanggil Gozali, adalah anak yang ceria, lincah, dan penuh rasa ingin tahu. Meskipun berbeda karakter, keduanya sangat dekat, saling melengkapi, dan sering bekerja sama dalam banyak hal. Sebagai alumni SD Ngarum 1 keduanya sangat senang menjalani pendidikan di sekolah yang sekara
Di Balik Nama unik: Safa dan Marwa, Harapan dari Dua Bukit Bersejarah.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Safa Nuraini dan Marwa Anggraini adalah sepasang anak kembar yang lahir pada bulan Maret 2012 di Dusun Bugel, Kebonromo, Ngrampal, Kabupaten Sragen. Mereka adalah putri dari pasangan sederhana, Bpk. Haryanto (36), seorang Driver truk, dan Ibu Sumarni (33), seorang Ibu rumah tangga merangkap pemilik toko di rumah. Kehidupan mereka diwarnai dengan kehangatan keluarga dan kebersamaan. Kisah di Balik Nama Nama Safa dan Marwa memiliki arti yang sangat istimewa. Haryanto dan Sumarni memberi nama itu sebagai pengingat kepada dua bukit suci dalam sejarah Islam, yaitu Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Kedua bukit tersebut melambangkan perjuangan dan kesabaran Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail, hingga akhirnya sumur Zamzam muncul sebagai berkah dari Allah. Harapannya, nama itu akan menjadi pengingat agar kedua putri mereka tumbuh dengan semangat untuk menghadapi tantangan hidup dan impian untuk berhaji atau umrah suatu hari nanti. Kehidupan Sehari-hari Sebagai anak-
"Dua dalam Satu: Kisah Isnaina dan Isnaini, Kembar Tak Serupa"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dari sebuah dusun kecil bernama Kepoh kelurahan Wonotolo, kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, terdapat sepasang anak kembar bernama Isnaina dan Isnaini. Meskipun mereka kembar, wajah mereka tidaklah serupa. Isnaina lebih berisi dengan pipi yang bulat dan senyumnya yang ramah, sedangkan Isnaini memiliki tubuh yang lebih ramping dengan wajah yang sedikit lebih tirus. Seperti halnya kisah sepasang kembar Nuri & Tuwuh yang lalu, Setiap pagi kecuali tanggal merah dan hari libur, Isnaina dan Isnaini berangkat bersama menuju sekolah mereka di SMP Negeri 2 Ngrampal. Biasanya, mereka mengendarai motor bersama, terkadang memakai Honda Beat, kadang Honda Vario. Isnaini yang lebih ramping biasanya duduk di belakang dan merangkul erat pinggang Isnaina agar tidak terjatuh. Meskipun mereka sering terlihat bercanda saat di jalan, mereka selalu tiba di sekolah dengan senyuman dan semangat. Di sekolah, mereka memiliki kepribadian yang berbeda, tetapi mereka tetap kompak. Isnaina yang ceria dan se
"Dua Roda, Dua Jiwa: Cerita Marsel dan Marselina Menjalani Hidup"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Marsel Basthiar dan Marselina Ibanez, sepasang saudara kembar fraternal ( laki-laki dan perempuan), baru kali ini bisa duduk di kelas yang sama setelah tiga tahun di SMP Negeri 2 Ngrampal. Marsel, yang lahir beberapa menit lebih awal, dikenal sebagai sosok yang lebih percaya diri dibandingkan adiknya, Marselina. Meskipun demikian, keduanya memiliki ikatan yang sangat erat, terlebih karena mereka selalu bersama-sama sejak kecil, mulai dari rumah mereka di Dusun Kepoh, Desa Wonotolo, Kecamatan Gondang, Sragen. Ternyata mereka masih satu dusun dengan pasangan kembar Isnaina & Isnaini pada liputan yang lalu ( Baca: dua-dalam-satu-kisah-isnaina-dan- Isnaini ). Setiap pagi, mereka berangkat sekolah berboncengan motor tua milik ayah mereka, menyusuri jalanan desa yang penuh cerita. Marsel, yang memiliki tubuh lebih tinggi dan sikap yang lebih tenang, sering menjadi pelindung bagi Marselina. Ia tak jarang membantu Marselina mengatasi rasa gugupnya, terutama ketika harus berbicara di dep